Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

CHALLENGE #6; LEVEL #2; MANDIRI SEBAGAI SINGLE PARENT SAAT SUAMI JAUH

Jam menunjukkan pukul 14.30 WIB ketika di luar rumah hujan turun. Kian lama hujan kian deras, diselingi cahaya kilat dan suara petir menggelegar. Kalaulah bukan demi putri tercintaku yang sedang menunggu dijemput pulang dari sekolah, tentu berat rasanya aku melangkahkan kaki keluar rumah di tengah kondisi hujan lebat dengan udara yang cukup dingin ini. Namun naluri kasih sayang dan tanggung jawabku sebagai ibu mengalahkan apapun tantangan yang datang menghadang. Aku pun segera mengambil jas hujan dan helm, mengenakan keduanya, lalu menyiapkan sepeda motor kesayanganku. Setelah mesin motor kunyalakan, meluncurlah aku di atas kendaraan roda dua itu menembus derasnya butiran air hujan yang turun ke bumi. Angin dan jutaan butiran air hujan menerpa kencang wajah dan tubuhku, menyisakan tetesan-tetesan air hujan yang membasahi wajahku dan membuat basah kuyup jilbab bagian bawahku.  Sembilan hari sudah aku mengantar-jemput Zahwa dan Shafa guna belajar di sekolah. Jarak rumah ke sekol...

CHALLENGE #5; LEVEL #2; MANDIRI KARENA TERBIASA

Bunda, semoga tetap semangat dan sabar dalam melatih kemandirian putra-putrinya. Suatu tantangan istimewa untuk melatih kemandirian anak, perlu kedisiplinan, konsisten dan kesabaran. Kegiatan yang biasa diulang-ulang akan membangun kemandirian. Mandiri karena terbiasa, begitulah ungkapan yang tepat. Terkait kemandirian ini tidak ada salahnya kita mencontoh pola asuh di Jepang.  Psikolog Anak, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psi mengatakan bahwa selain disiplin, kelekatan ibu dan anak, nilai positif dari pola asuh di Jepang adalah kemandirian. Anak sedini mungkin dibiasakan melakukan aktivitas yang menyangkut dirinya dilakukan secara mandiri. Kegiatan seperti  merapikan mainan, merapikan baju, makan, sampai ke toilet training sudah dibiasakan sejak sedini mungkin, sehingga bertambah usia anak sudah biasa sendiri,” jelasnya dalam acara 'Learning from the Positive of Japanese Parenting', di Aeon Mall, BSD City, kemarin. Di hari kelima ini alhamdulillah keempat putra dan putri s...

CHALLENGE #4; LEVEL #2; BERLATIH KEMANDIRIAN ANAK DENGAN PRACTICAL LIFE SKILLS

Bunda, semoga masih semangat dengan kegiatan melatih kemandirian anak. Di hari libur ini keempat putra dan putri saya kembali melakukan kegiatan yang hampir sama dengan hari sebelumnya. Putra pertama, Mush'ab, selesai shalat shubuh membereskan tempat tidurnya sendiri dan tempat tidur milik Sa'ad, lalu membantu saya belanja telur 1 kg juga makanan kudapan ke warung samping rumah. Selanjutnya ia mengeluarkan sepeda motor dari garasi, sekaligus memasukkan motor ke garasi pada sore harinya. Malam ba'da shalat maghrib, Mush'ab membantu putra kedua saya membuat spaghetti telur, lalu meyiapkan makan malam sendiri dan sekitar jam 9 malam ia menemani Sa'ad pergi membelikan nasi goreng buat Zahwa karena Zahwa minta dibelikan nasi goreng. Putra kedua saya, Sa'ad, karena sejak kemarin sore badannya demam, maka pagi hari ini ia tidak banyak melakukan kegiatan di rumah. Kegiatan melatih kemandiriannya baru dilakukan malam hari ba'da maghrib, yakni saat ia berinisiatif un...

CHALLENGE #3; LEVEL #2; CITRA DIRI ANAK TUMBUH BERSAMA KEMANDIRIANNYA

Siang itu saat bersih-bersih rumah dan menyapu lantai ruang keluarga, saya baru menyadari kalau filter untuk menjaga kebersihan air aquarium di rumah kami ternyata tidak berfungsi. Entah sejak kapan filter itu mati. Padahal filter ini sangat penting untuk menjaga air aquarium tetap bersih, tidak keruh dan cukup kadar oksigen di dalamnya. Tanpa filter, air aquarium akan cepat kotor, keruh dan kekurangan kadar oksigen akibat banyaknya kadar CO2 hasil pernafasan ikan di dalam air. Walhasil, selain merusak pemandangan saat menikmati keindahan ikan-ikan kesayangan, tidak jarang juga menyebabkan kematian ikan. Kekhawatiran inilah yang menyebabkan saya berpikir untuk segera memperbaikinya. Sayangnya, suami sedang kerja di luar kota selama dua minggu, kedua putra saya yang selama ini mengurus aquarium sedang bermain di luar rumah. Harapan paling besar adalah minta tolong kakak sepupu yang sekaligus kakak ipar saya yang memang jago di bidang listrik dan elektronika. Namun sebelum meminta b...

CHALLENGE #2; LEVEL #2; MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN CARA BERPIKIR DAN BERTINDAK SEJAK USIA DINI

Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dimiliki setiap individu dan anak. Karena selain dapat mempengaruhi kinerjanya, juga berfungsi untuk membantu mencapai tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan serta memperoleh penghargaan. Tanpa didukung oleh sifat mandiri, maka individu maupun anak akan sulit untuk mencapai sesuatu secara maksimal dan akan sulit pula baginya untuk meraih kesuksesan (Yusuf, 2009). Kemandirian berasal dari kata mandiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional, 2005), mandiri berarti keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain. Sedangkan kemandirian adalah hal-hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Kemandirian (autonomi) menurut Hurlock (Yusuf, 2009) adalah individu memiliki sikap mandiri dalam cara berpikir dan bertindak, mampu mengambil keputusan mengarahkan dan mengembangkan serta menyesuaikan diri sesuai dengan norma yang berlaku di lingkungannya. Terkait deng...

CHALLENGE #10; LEVEL #1; ALLAH MENILAI USAHA & DOA KITA, SEKECIL APAPUN...!

Hari baru, semangat baru. Di hari penuh tantangan ini, saya kembali bertekad bisa menjalani 24 jam pada hari ini dengan menerapkan komunikasi produktif kepada suami dan keempat putra-putri saya. Tentu bukan hal yang mudah, akan banyak tantangan sebagaimana hari-hari sebelumnya. Namun kesuksesan tidak akan pernah bisa kita raih tatkala kita tidak istiqomah dalam menjalani proses ini. Ya sebuah proses, untuk terus melatih diri menerapkan komunikasi produktif.  Alhamdulillah dalam menjalani proses hari ini, beberapa item komunikasi produktif berhasil saya terapkan kepada anak-anak. Item itu diantaranya adalah saya memberikan pujian yang jelas kepada putri ketiga saya, Zahwa. "Zahwa hebat, pintar, shalihah, bisa bangun paling pagi dan sekarang sudah siap berangkat sekolah..," demikian apresiasi saya. Adapun saat menggerakkan si sulung untuk segera mandi agar tidak terlambat pergi ke sekolah, saya terapkan item " keep information short & simple (KISS) , mengendalika...

CHALLENGE #9; LEVEL #1; HAMASAH, ISTIQOMAH TERUS MENJALANI PROSES...!

Seperti biasa kesibukan sejak pagi jam 4.30 telah dimulai di hari Selasa ini. Putri ketigaku, Zahwa tidak seperti biasanya, ia bangun lebih cepat. Setelah minum susu, ia segera mandi,  memakai baju seragam, kemudian shalat shubuh. Karena hari masih jam 5.30 pagi, Zahwa memutuskan ikut saya belanja ke warung. Saat keluar rumah menuju warung, saya tidak lupa mengapresiasi perubahan sikapnya yang luar biasa, "Wah, Zahwa hebat, masih pagi sudah siap berangkat sekolah!" Sepulang dari warung, saya siapkan sarapan buat Si sulung dan Zahwa. Mereka makan berdua karena si bungsu belum bangun. Jam 6 pagi, keduanya sudah siap berangkat sekolah diantar sang ayah. Tidak lupa, saat berangkat keduanya salam dan saya sampaikan harapan kepada Si sulung agar di sekolah bersikap baik, shalih, dan bicara yang baik saja. Saya pun berjanji kepada Zahwa akan menjemputnya pulang sekolah nanti. Alhamdulillah saya bersyukur pagi ini berhasil menyiapkan Si sulung dan Zahwa sampai keduanya berangkat se...

CHALLENGE #8; LEVEL #1; FAMILY TIME: MAKAN SIANG PENUH MAKNA

Ahad yang cerah. Agenda liburan akhir pekan kali ini seperti biasa keempat putra-putriku sejak pagi bermain bersama teman-temannya, yang masih keponakan saya. Saya dan suami menghadiri acara kajian bulanan di sebuah mesjid yang sama meskipun forum ikhwan dan akhwat berbeda. Dhuhur barulah saya dan suami pulang, kemudian mampir ke dua rumah saudara, menjemput pulang keempat putra-putri kami yang sedang bermain di sana. Saatnya saya menyiapkan makan siang, namun putra keduaku meminta kami makan siang di luar. Saya dan suami menyetujuinya. Bagi kami acara makan siang bersama keluarga di luar sudah menjadi kegiatan rutin 1-2 kali sebulan. Sebuah family time , meskipun sederhana hanya dengan makan mie ayam bakso dengan segelas jus jeruk, namun memiliki segudang manfaat. Di sinilah kami bisa membangun komunikasi yang baik dan produktif, mendekatkan hubungan emosional dan komunikasi dalam keluarga, menciptakan waktu berkualitas, menciptakan kenangan yang indah, membuat anak lebih terbuka, me...

CHALLENGE #7; LEVEL #1; TAK ADA BEBAN TANPA PUNDAK

Sungguh tantangan luar biasa menjalankan peran sebagai ibu dari 4 putra-putri dengan jarak usia berdekatan, dimana kondisi putra pertama terkategori hiperaktif tipe 1 dan mempunyai riwayat alergi pencernaan, putra kedua yang mengalami trauma psikis, kedua putri yang superaktif serta perseteruan berkepanjangan akibat sibling rivalry antara dua putriku, si bungsu dengan kakak perempuannya. Ditambah kewajiban mengelola rumah tangga tanpa asisten serta menjalankan program homeshooling bagi putra keduaku, dimana aku sebagai pengajar tunggalnya, terasa dibutuhkan energi yang jauh lebih besar dari biasanya. Padahal pasca sakit serius sejak April 2012 hingga kini masih dalam proses recovery, stamina tubuh jauh dari prima. Pikiran pun tidak mampu lagi dibebani berbagai persoalan berat dalam waktu bersamaan, apalagi disertai adanya tekanan dan ancaman fisik maupun psikis, hanya akan mendatangkan psikosomatis. Dalam hal komunikasi dengan keempat putra-putriku yang luar biasa ini, merupakan tanta...

CHALLENGE #6; LEVEL #1; "MILIKILAH ILMU, NAK, JIKA KAU INGIN SUKSES DUNIA & AKHIRAT

Sa'ad Ali Abdullah, itulah nama putra keduaku. Usianya saat ini 11 tahun. Anak yang baik hati, cerdas dan sangat peduli sesama. Sudah lebih dari tiga tahun, Sa'ad tidak sekolah formal. Ada kondisi depresi dan trauma mendalam yang dialami Sa'ad yang menyebabkannya phobi belajar di sekolah formal. Lima kali saya dan suami mencoba mendaftarkannya lagi ke sekolah yang berbeda, namun hanya bertahan 2 minggu, itu pun dengan perjuangan luar biasa untuk memotivasinya mau berangkat ke sekolah sampai saya harus menemaninya di dalam kelas. Selanjutnya Sa'ad kembali mogok tidak mau sekolah. Terapi ke therapis, psikolog dan psikiater, sudah dilakukan, namun belum ada perubahan yang sesuai harapan. Akhirnya saya dan suami sejak 2013  Sudah 5 kali, kami coba mengupayakan agar Sa'ad bisa sekolah formal dengan mendaftarkannya ke 5 sekolah. Maka sejak 2013, saya dan suami memutuskan Sa'ad  belajar di rumah atau homeschooling menginduk ke sekolah yang dikelola adik kandung saya d...

CHALLENGE #5; LEVEL #1; MEMBANGUN KEPRIBADIAN ANAK MENEPATI JANJI

Pagi yang sibuk, itulah yang saya rasakan setiap Senin pagi setelah sehari sebelumnya anak-anak libur sekolah. Pagi jam 4.00 WIB saya bangun, lalu melaksanakan aktivitas pribadi. Dilanjutkan sekitar jam 5.00 pagi, saya mulai menyetrika seragam sekolah anak-anak, mengecek dan menyiapkan perlengkapan sekolah mereka, juga menyiapkan sarapan buat mereka. Sambil menyiapkan sarapan,  saya selingi dengan mencuci piring dan gelas yang kotor, juga memasukkan pakaian kotor ke mesin cuci.   Hari ini saya menargetkan putra-putri saya bisa berangkat sekolah tepat waktu. Pasalnya kedua putri perempuan saya,  masih sering terlambat datang ke sekolah. Banyak hal yang menyebabkan keterlambatan mereka, mulai dari tantangan bangun pagi, tantangan mandi dan sarapan, juga hal-hal sepele yang terkadang membuat kedua putri saya bermalas-malasan untuk bersiap berangkat ke sekolah. Tidak jarang keduanya masih sempat bermain-main ataupun saling bercanda, bahkan berselisih paham di pagi hari han...